Selasa, 11 Maret 2014

Sudah benarkah tauhid kita? (Rev)

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Info ini adalah satu dari sekian banyaknya share informasi mengenai Tauhid. Bukannya penulis bermaksud menggurui tetapi share informasi sekitar Tauhid.  Sebagaimana yang kita telah ketahui dari sejarah dunia,  dari firman -firman Allah dalam kitab-kitab Allah diantaranya Al Quran, bahwa para nabi dan rasul diutus Allah dalam misi mengingatkan manusia agar tetap mengesakan Allah dan mematuhiNya, mengajak manusia agar senantiasa mengadakan perbaikan, menyampaikan kabar gembira, menyampaikan peringatan, memberi petunjuk ke jalan Allah dan mengajarkan kemuliaan  akhlak kepada manusia.

Sangat penting untuk memeriksa diri kita sendiri apakah kita sudah benar mengesakan Allah SWT di dalam hidup dan kehidupan kita, ataukah masih bermain-main dalam mengesakanNya, atau belum menyadari telah atau sedang mencampur adukkan antara mengesakan dengan mempersekutukanNya? Jika masih kita mencampur adukkan dua hal itu, maka sia-sialah kehidupan manusia di dunia dan akhirat nanti karena jelas Allah telah menentukan tempat kembali di dalam neraka.  Na’udzubillahi minannar.

Manusia sering banyak terlena oleh kehidupan duniawi, dimulai dari pemikiran, keinginan, niat, cita-cita, ambisi, harapan, nafsu, angan-angan, kemudian dimanifestasikan dalam perilaku hidup. Tidak jarang manusia melakukan penghalalan segala cara demi memenuhi hasrat dan kebutuhan hidupnya. Dari itu tampaklah ada manusia yang mempertuhankan uang, wanita, seksual, kedudukan, pangkat, pamor, harta dan sebagainya. Manusia berperilaku seolah-olah akan hidup selamanya dan sering tidak mengingat bahwa semua perilakunya zahir ataupun batin akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT kelak di akhirat, padahal tidak ada manusia yang hidup abadi. Semuanya bermasa, semuanya ada batas waktunya, semuanya akan kembali kepadaNya.

Tauhid 
Tauhid yaitu mengesakan Allah SWT
Tauhid terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1) Tauhid Rububiyyah
Yaitu:
Mengesakan Allah SWT  dalam hal-hal yang berkaitan dengan af’al-Nya
a(perbuatan-perbuatan-Nya)

Rububiyyah berasal dari kata Rabb yang mengandung arti:
Allah adalah Khaliq ( Maha Menciptakan)
Allah adalah Razzaq (Maha Memberi Rezeki)
Allah adalah Mudabbir (Maha Mengatur)

Dalil Aqliyah (landasan pemikiran/aqal):
Bahwa sestiap sesuatu pasti ada pembuat/penciptanya.  Seluruh alam dan seisinya adalah ciptaan Allah.

Dalil Naqliyah(landasan Al-Quran /Hadist), Amat banyak Firman Allah yang menjelaskan keesaan perbuatanNyadi dalam Al Quran dan hadits , diantaranya :
1) Al-Qur'an Surat 2: Al Baqarah : 21-22
 يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعبُدُوْ ْارَبُّكُمْ الَّذِ ي ْخَلَقَكُمْ وَالَّذِ يْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتّتقُوْ نَ. الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ الأَرْضَ فَرَاشاًوَالسَّمَاءبِنَاءوَأَنْزَلَ مِنَ السَّاءمَاءفَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقً لَّكُمْ فَلَا اتَجْعَلُوْالِلَّهِ أََنْدَادًاوَّاَنْتُم تَعْلَمُوْنَ
artinya:
"Hai manusia, sembahlah Rabb-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap , dan Dia menurunkan air( hujan) dari langit , lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu ; karena itu janganlah kamu mengadakan  sekutu-sekutu bagi Allah,  padahal kamu mengetahui."

2) Al-Qur'an Surat 57 :Al Hadid :4 
هُوَالَّذِيْ خَلَقَ السَّمَا وَاتِ وَالْأَرضِ فِيْ سِتَّةِ أَيَّا مٍ ثُمَّ اسْتَوَي عَلَي الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَايَلِجُ فِيْ الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا  يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءوَمَا يَعْرُجُ فَيْهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ. 
 artinya:
"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa ; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadaya.  Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada.  Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

2Tauhid  Uluhiyyah
Mengesakan Allah SWT dalam pengabdian (beribadah).

Tauhid Uluhiyyah terhubung dari kesanggupan , kesediaan manusia dalam Tauhid Rububiyyah.
Akal yang sejahtera tidak boleh menerima penyembahan selain kepada Allah SWT. Artinya dalam peribadatan manusia tidak boleh mempersekutukan sesuatu dengan Allah karena selain Allah adalah lemah dan dhaif belaka.

Dari pengalaman hidup sehari-hari dapat di lihat masih banyak diantara umat Islam melakukan penyembahan  kepada selain Allah dengan sadar ataupun sekedar ikut-ikutan  diantaranya:
-menyiapkan sesajian yang dimaksudkan persembahan untuk arwah orang tua, arwah anggota keluarga atau arwah nenek moyang, pada  tertentu seperti pada waktu hari besar keagamaan, sebelum melakukan hajatan pesta dan sebagainya. Atau melakukannya setelah bermimpi  melihat keluarga atau bertemu anggota keluarga mereka yang telah wafat. bahkan tidak hanya memeberi sesajian tetapi disertai dengan ucapan permohonan agar arwah-arwah yang mereka beri sajian melindungi mereka, membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari mereka.

-menyiapkan sesajian dan dan acara-acara khusus untuk dipersembahkan kepada mahluk halus penghuni tempat tertentu dengan maksud agar aman dari amarahnya  ataupun agar mendapat bantuan mendapatkan rezki seperti dimaksudkan agar panen hasil sawah , ladang ,kebunnya melimpah, agar hasil lautnya melimpah.   Dan adalah yang lebih parah lagi dalam pelaksanaanya diawali,dibarengi atau diakhiri dengan doa-doa ucapan Islami.
Padahal sudah jelas bahwa:
Allah adalah Khaliq ( Maha Menciptakan)
Allah adalah Razzaq (Maha Memberi Rezeki)
Allah adalah Mudabbir (Maha Mengatur)

-Sering kali alasan dasar orang-orang untuk melakukan berbagai hal penyembahan  kepada selain Allah adalah bahwa mereka mendapati orang tua mereka melakukan hal demikian secara turun temurun sejak leluhur mereka terdahulu. Banyak firman Allah dalam Al Quran mengecam sikap orang-orang yang melakukan sesembahan penyembahan kepada selain Allah. Bahkan dalam firmannya Allah memberikan bocoran bagaimana kelak dihari kiyamah orang-orang yang melakukan penyembahan kepada selain Allah.
Astaghfirullahal'aziiim dan na'udzubillahi minannar  ya Allah.
Seharusnya tradisi perbuatan syirik sedemikian itu tidak lagi dilakukan jika telah sampai kebenaran kepada kita sebagai umat Islam ditakdirkan sebagai suku bangsa apapun kita.

-menyeru selain Allah ketika mengalami bahaya ataupun aman. Ada umat Islam dari suku tertentu yang tradisinya menyeru nenek moyang mereka ketika berada dalam situasi bahaya,  dan ketika dalam situasi aman atau ketika rezki duniawi mereka bertambahpun mereka akui sebagai mendapat berkah ridha dari nenek moyang mereka. Mereka meyakini kuasa arwah nenek moyang mereka memberi keselamatan dan rezki selain Allah.

Al-Qur'an Surat 40: Gafir :62, yang artinya:
"Demikianlah Allah , Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tidak ada tuhan selain Dia ;maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?"


Al-Qur'an Surat 40: Gafir :65, yang artinya:
"Dialah yang hidup kekal, tidak ada tuhan selain Dia;maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepadaNya. Segala puji bagi Allah Tuhan Seluruh Alam.

Al-Qur'an Surat 40: Gafir :66, yang artinya:
Katakanlah(Muhammad),"Sungguh aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah, setelah datang kepadaku keteranga-keterangan dari Tuhanku ; dan aku diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam."


Al-Qur'an Surat 7: Al A'raf :65
وَاِلَي عَادٍاَخَا هُمْ هُوْدًاقَا لَ يَقَومِ اعْبُدُوااللَّهَ مَالَكُمْ مِّنْ اِلَهِ غَيْرُهُ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ
artinya:
"Dan (Kami telah mengutus ) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Huud. Ia berkata :"Hai kaumku , sembahlah Allah , sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selainNya. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa kepadaNya?"

Al-Quran Surat 16: An Nahl :36
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُْوْلًا أَنِ اعْبُدُوْ اللَّّهَ وَاجْتَنِبُوْ االطَّا غُوْتَ  فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَي اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ  عَلَيْهِ الضَّلَا لَةُ فَسِيْرُوْ  افِي الْأَ رْضِ فَا نْظُرُوْاكَيْفَ كَا نَ عَا قِبَةُاالْمُكَذِّ بِيْنَ
artinya:
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja),  dan jauhilah thaghut itu ", maka diantara umat itu  ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah  pasti kesesatan baginya.  Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)."

Allah SWT telah mengutus para Rasul-Nya, untuk mengemban dakwah tauhid Uluhiyyah ini.
Firman Allah dalam al-Qur'an  Surat 21: Al Anbiya' :25
وَمَااَرْسَلْنََ  مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ الَّا نُوْحِيْ~ اِلَيْهِ اَنَّهُ لَا~اِلَهَ اِلَّا~اَنَ فَاعْبُدُوْنِ
artinya:
"Dan kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu , melainkan Kami wahyukan kepadanya : "Bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."

Firman  Allah SWT dalam al-Qur'an Surat 22: Al Haj :73
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوْالَهُ إِنَّ الَّذِيْنَ تَدْ عُو نَ مِنْ دُوْنِ اللَّهِ لَنْ يَّخْلُقُوْ اذُبَابًا وَّلَوِاجْتَمَعُوْالَهُ  وَاِنْ يَّسْلُبْهُمُ ا لذُّبَابُ شَيْاءًلَّايَسْتَنْقِذُوْهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّا لِبُ وَالْمَطْلُوْْبُ
artinya:
"hai manusia telah dibuat perumpamaan, maka dengarlah olehmu perumpamaan itu.  Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu serukan selain daripada Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya.  Dan jika lalat itu merampas sesuatu daripada mereka,  tiada mereka dapat merebutnya kembali  daripada lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah pula  yang disembah."

Al-Qur'an Surat 23: Al Mu'minun :23
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْ حًااِلَي قَوْمِهِ فَقَا لَ يَقَوْمِ اعْبُدُوااللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ اِلَهٍ غَيْر ُه،اَفَلَا تَتَّقُوْنَ
artinya:
"Dan sesungguhnya kami telah mengutus Nuh  kepada kaumnya ,  lalu ia berkata:"Hai kaumku , sembahlah oleh kamu Allah (karena) sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain Dia.  Maka mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?"

Al-Qur'an Surat 51: Adz Dzariyat: 56
وَمَاخَلَقتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَنَ اِلَّالِيَعْبُدُوْنِ
artinya:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu."


3) Tauhid  Asma' dan Shifat
Yaitu:
Pengakuan seorang hamba tentang nama-nama Allah yang telah Allah tetapkan  bagi diriNya dan KitabNya dalam Sunnah NabiNya tanpa melakukan 4 hal sebagai berikut:
a.Penyimpangan (tahrif)
b.Penolakan (ta’thil)
c.Membahas  bagaimana bentuk nama dan sifat Allah (takyif)
d.Menyamakan sifat Allah dengan mahluk ciptaanNya.

ket.a.Penyimpangan (tahrif)
yaitu merubah atau mengganti makna dari apa yang telah Allah tetapkan dan yang ditetapkan oleh Rasul-Nya untuk  diri-Nya. Misalnya sifat marah Allah dihanti maknanya menjadi keinginan untuk menghukum, sifat istiwa Allah diselewengkan  menjadi istaula (menguasai).

ket.b.Penolakan (ta’thil)
yaitu meniadakan nama dan sifat yang telah Allah tetapkan, baik sebagiannya ataupun seluruhnya.
Misalnya membatasi sifat Allah hanya beberapa sifat saja dan menolak sifat lainnya karena dikatakan akan menyerupakan Allah dengan mahluk. Padahal penetapan sifat Allah tidak berarti menyerupakan Allah dengan mahluk-Nya.

ket.c.Membahas  bagaimana bentuk nama dan sifat Allah (takyif)
yaitu membatasi bagaimana sifat dan nama yang dimiliki  Allah , padahal itu  tidak mungkin .
Untuk mengetahui bentuk dan hakekat dari sebuah sifat pada mahluk , dapat diketahui dari 3 hal:
1).Melihat zat tersebut. Hal ini tidak mungkin kita lakukan  karena manusia di dunia tidak ada yang pernah melihat Allah SWT
2)Ada sesuatu yang semisal zat tersebut. Hal ini juga tidak mungkin kita lakukan terhadap Allah karena Allah tidak serupa dengan mahluk-Nya.
3)Ada berita yang akurat (khobar shodiq).  Orang yang paling tahu tentang Allah SWT adalah rasul-Nya SAW tetapi tidak pernah memberitakan tentang bentuk sifat Allah SWT.

ket.d.Menyamakan sifat Allah dengan mahluk ciptaanNya.
Hal ini adalah tidak mungkin karena Allah tidak serupa dengan hamba-Nya  akan  tetapi Allah tetap memiliki nama dan sifat sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kkitab-Nya dan dalam sunnah nabi-Nya.
Al-Qur'an Surat 42: As Syuura ;11
لَييْسَ  كَمِثْلِهِ شَْءٌوَهُوَالسَّمِعُ الْبَصِيْرُ
artinya:
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah  yang Maha Mendengar dan melihat."

referensi:
Mutiara Iman Surah Al Iklash.Quantum Media.Surabaya.2011

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan Info Terbanyak Dikunjungi Di sini: