Selasa, 13 Oktober 2015

#Niat; menentukan hakekat Ibadah /Perbuatan

Bismillahirrohmaanirrohiim

~NIAT~
Pengertian Niat
Niat merupakan satu dari sekian perbuatan hati (amal batin) manusia sebagai titik tolak /dasar pelaksanaan suatu amal atau perbuatan manusia. 

Selain amal perbuatan sesuai dengan syari'ah Niat juga menentukan nilai  dari amal manusia dihadapan Allah swt .

Hadits Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mengenai kedudukan Niat dalam amal perbuatan manusia.
Beberapa hadits sahih Rasulullah saw yang dapat penulis tampilkan di sini diantaranya adalah:
1*Diriwayatkan bahwa Umar bin al Khathab ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya pekerjaan-pekerjaan itu tergantung pada niat-niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan (ganjaran perbuatannya) sesuai dengan apa yang dia niatkan.”
(HR Muttafaq 'alaih)

2*Dari Umar bin Al Khattab r.a. bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya amal-amal itu (harus disertai) dengan niat, dan sesungguhnya setiap amal seseorang itu tergantung niatnya, maka barang siapa yang hijrahnya itu karena (untuk) Allah dan rasulNya, maka pahala hijrahnya berpulang kepada/diterima  Allah dan RasulNya dan barang siapa yang hijrahnya itu untuk suatu (keperluan dan kepentingan harta) dunia yang hendak dicapainya atau karena (untuk mendapatkan ) seorang perempuan yang hendak dikhawininya, maka hijrahnya itu (kembali dan berpulang) pada apa yang diniatinya itu.”(HR Muslim)

3*Dari Abdurrahman, Abu Hurairah bin Sakhr, RA Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuhmu dan tidak melihat wajahmu, akan tetapi melihat hatimu.”(HR Muslim)

4*Dari Abu Hurairah ,RA bahwa rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk-bentuk dan harta kalian tetapi Dia melihat pada hati dan perbuatan kalian.” 

Berdasarkan beberapa hadits Rasullah saw di atas dapatlah dipahami bahwa kedudukan niat adalah sangat penting.Setiap amal /perbuatan dinilai dari niat pelakunya. Jika niatnya berbuat untuk menuruti perintah /suruhan Allah dan rasulNya maka niatnya itu akan mendapat pahala/balasan dari Allah dan RasulNya. Jika seseorang berbuat/beramal niatnya untuk mendapatkan keuntungan/kepentingan yang bersifat duniawi misalnya  amal atau perbuatan yang dilakukannnya dimaksudkan supaya mendapatkan gelar kehormatan, meraih popularitas , meraih dukungan, meraih simpatik maka ia akan mendapat balasan /pahala cukup hanya dari apa yang dimaksudkannya itu jika ia mendapatkan maksudnya atau meskipun ia tidak mendapatkan maksud sesuai niatnya maka tidak ada pahala dari Allah untuk perbuatannya itu.  

Dengan demikian begitu pentingnya orang-orang  muslim dan  mukmin  untuk memiliki niat yang benar yang mendasari  setiap amal atau perbuatannya selama hidup disamping mereka wajib tau serta mengerti pelaksanaan amalan sesuai syariat yang diajarkan Rasulullah saw.

Ulama meletakkan niat sebagai rukun yang pertama dalam semua ibadat. Bahkan  niat membedakan ibadat dengan adat. Sesuatu perbuatan adat tetapi diniatkan dan  pelaksanaanya sesuai/mengikuti tuntunan Allah dan Rasulullah saw maka dapat menjadi ibadah yang berpahala.

Para Ulama memerinci Niat menjadi 5 bagian:
1.hakikat Niat = ialah sengaja  (sengaja mengerjakan sesuatu berbareng dengan perbuatan)
2.hukum Niat = wajib atau sunnah.
3.tempat niat = di dalam hati
4.masa niat = pada permulaan melakukan ibadah atau perbuatan
5.Syarat niat = untuk tujuan amal kebaikan.

Bagian Point 4 sering dalam prakteknya ditemukan bahwa, niat yang telah dibuat pada permulaan melakukan ibadah atau perbuatan dapat berubah/diubah karena sesuatu hal yang berkaitan dengan kondisi diri dan sekitar  atau karena sesuatu pemikiran sehingga memutuskan untuk melakukan hal yang merubah niat.
Misalnya:
1)Jika seseorang mengerjakan sholat sambil mengerjakan pekerjaan lain seperti memasak atau menjalankan mesin yang dilakukannya dimulai sebelum melakukan shalat,  ketika seseorang shalat karena mencium aroma angus ia tersadar dan terpikir takut terjadi sesuatu yang berbahaya maka ia berniat membatalkan sholatnya dan mengurusi pekerjaan yang menyita sholatnya tersebut. 

2)Jika seseorang berniat karena untuk mengerjakan anjuran Allah agar berderma kepada orang -orang yang miskin kemudian ia melakukan niatnya misalnya kegiatan derma sosial di masyarakat dan menghadiri atau tidak menghadiri kegiatannya itu lalu orang ramai memujinya secara langsung atau orang mengeksposnya melalui media sehingga  menyebabkan rasa senang di hatinya atas pujian orang-orang dan ia semakin bersemangat menambah kegiatannya lebih dari yang dianggarkan. Deengan sebab itu maka niat seseorang itu sudah berubah dari permulaan ketika dalam proses perbuatan amalnya, dan ia akan mendapatkan hasil sesuai apa yang diniatkannya itu berubah yaitu Allah tidak lagi memberinya pahala tetapi balasannya dicukupkan saja dengan pujian orang banyak kepadanya. Dan dengan keadaan itu jika tidak mengintrospeksi diri mungkin saja seseorang itu tidak menyadari kekeliruannya bahkan Allah menimpakannya azab sebab dosanya memperalat ibadah bersedekah dengan kepuasan dirinya dipuji orang lain.

Keistimewaan  Niat yang baik
Niat yang baik meskipun tidak jadi dilaksanakan diberi Allah pahala sebagai 1 kebaikan  yang sempurna di sisiNya.

1)Niat baik mengerjakan amal yang bukan wajib dikerjakan.
Hadits Rasulullah saw:
Dari Abi Abbas , Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib ra, dari Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Tuhannya, Allah tabarokta Wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah menetapkan beberapa kebaikan dan keburukan, kemudian ia menetapkan yang demikian itu. Barangsiapa yang berniat  hendak melakukan kebaikan tetapi ia tidak jadi melakukan, Allah tetap mencatat di sisiNya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika ia berniat hendak melakukan satu kebaikan dan ia melakukannnya, maka Allah mencatat di sisinya sebagai 10 kebaikan malah samapai 700 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Dan jika ia berniat hendak melakukan kejahatan dan tidak jadi melakukannya, maka Allah tetap mencatat di sisinya satu kebaikan yang sempurna. Dan jika ia berniat hendak melakukan  kejahatan lalu ia mengerjakannya, maka Allah hanya mencatat satu kejahatan. (HR Bukhari - Muslim)

Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa 1 niat kebaikan adalah dihitung sebagai 1 kebaikan yang sempurna di sisi Allah swt. Hanya niat baik saja sudah dihitung sebagai 1 kebaikan. 
Sedangkan berniat jahat tidak dinilai hitung sebagai kejahatan bahkan jika niat jahat itu tidak jadi dilaksanakan maka Allah akan mencatatkan bagi seseorang itu sebagai 1 kebaikan yang sempurna disisiNya.
Dan jika niat jahat dilakukan maka dicatat di sisis Allah hanya sebagai 1 kejahatan saja.
Maha pemurahnya Allah kepada manusia, manusia atau mahluk  manapun tiada sanggup menyamaiNya.

Contoh 2. Orang yang ingin matinya sebagai mati syahid  dan ada berdoa kepada Allah ingin mati syahid padahal kematiannya ditakdirkan Allah tidak dalam keadaan mati syahid maka akan dihitung kematiannya sebagai mati syahid di sisi Allah.
Hadits Rasulullah saw:
“Barang siapa yang memohon kepada Allah Ta’ala guna memperoleh mati syahid yang sebenar-benarnya, maka Allah akan mengantarkan kepada orang itu derajat yang sesuai dengan orang-orang yang telah mati syahid, walaupun ia mati di atas tempat tidur.”(HR Muslim)
Kesimpulannya adalah baik jika seorang muslim dan mukmin  banyak-banyak berniat ibadah atau kebaikan dan berusaha untuk melaksanakannya, jika tidak juga dapat terlaksana disebabkan kondisi,udzur maka Allah mencatatkan untuk kita pahala 1 kebaikan yang sempurna  selayak orang yang telah melakukan niat baik itu.

2)Niat baik mengerjakan amal yang wajib tapi tidak dapat mampu mengerjakannya karena suatu udzur(halangan yang diterima syara’)
Dalam contoh ini adalah :
~ amal wajib berperang jihad fisabilillah menegakkan kalimah tauhid melawan orang kafir.
Hadits Rasulullah saw:
Dari Abu Abillah, Jabbir bin Abdullah Al Anshari ra. Kami pernah bersama Rasulullah dalam suatu peperangan lalu ia bersabda: “Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang ,tiap kamu melalui jalan , atau menyeberangi lembah , melainkan selalu mereka menyertai kamu (menyekutui kamu) pahalanya. Mereka tertahan oleh penyakit.”(HR Bukhori)

[Artinya karena niat yang sungguh-sungguh ingin ikut berjihad tetapi terhalang oleh keadaan yang memaksa tidak bisa ikut berjihad misalnya karena sakit, maka Allah berkenan dengan karuniaNya memberikan pahala kepada mereka seperti pahala orang yang ikut berjihad.]

~ amal wajib yang ditinggalkan wanita muslim disebabkan  sedang dalam masa haid atau  dalam masa nifas. Amalan wajib dan sunah apapun yang biasa lazim dikerjakan seorang muslimah  tetapi terhalang dikerjakan oleh kedua hal diatas maka selama ia dalam keadaan haid atau nifas disisi Allah tetap dicatatkan baginya sebagai orang yang mendapat pahala amalan wajib dan sunnah selayaknya amal-amal wajib dan sunnah  itu lazim ia kerjakan sebelum dalam keadaan haid atau nifas. Hal itu merupakan salah satu hikmah dari Bahwa Allah menyukai amal yang dilazimkan/dibiasakan mengerjakannya.

Niat merupakan dasar penetapan status amal/perbuatan /seseorang
Misalnya dalam hal ikut berperang menegakkan kalimah Allah, seseorang mendapat pahala  jihad fisabilillah atau tidak adalah berdasarkan niatnya dan tentunya juga niat seseorang itu menentukan jika seseorang itu gugur apakah gugur sia-sia atau sebagai mati syahid.  Dan hanya Allah , Rasulullah , malaikatNya yang tau pasti apakah sebenarnya yang menjadi niat seseorang itu. Manusia hanya melihat dan mendengar  amal manusia lain secara  zahirnya saja.

Hadits Rasulullah saw:
Dari Abu Musa, Abdullah bin Qoes Al Asyary ra, ia berkata Rasulullah pernah ditanya perihal seorang laki-laki yang berperang karena keberaniannya, dan tentang orang yang berperang karena fanatisme(terhadap golongannnya) juga orang berperang karena Riya’ manakah diantara mereka yang disebut berperang di atas jalan Allah! Maka Rasulullah saw menjawab:”Barangsiapa yang berperang menegakkan kalimatullah  agar lebih tinggi, maka dialah yang disebut perang di atas jalan Allah.”(HR Bukhori).

[Kesimpulan dari hadits di atas bahwa seorang muslim dan mukmin jika akan ikut berperang menegakkan kalimat Allah maka ia harus berniat ikut berperang untuk menegakkan kalimat Allah agar lebih tinggi, bukan karena selainNya seperti bukan karena berani mati , bukan karena uji keberanian, bukan karena fanatisme(terhadap golongannya), bukan karena berharap imbalan upah gaji yang banyak, juga bukan berperang karena Riya’.

Hadits Rasulullah saw:
Dari Abu Bakrah Nufa'i bin  al Harits ats- Tsaqofi ra, bahwa nabi saw bersabda:
"Apabila ada 2 orang Islam berhadapan dengan 2 pedangnya ( bertarung) maka yang membunuh dan yang terbunuh sama -sama masuk neraka. " Aku bertanya : Ya Rasul!Yang membunuh (memang sudah pantas dan berhak masuk neraka) tetapi mengapakah yang terbunuh (juga masuk neraka)?  Beliau saw menjawab: Karena dia (yang terbunuh pun) itu juga sangat berkeinginan (bercita-cita, berniat) untuk membunuh kawannya." ( HR Bukhori)  

[Agar amal atau perbuatan baik yang dilakukan tidak sia-sia maka senantiasa untuk  menyadari dan memasang niat yang benar sebelum ibadah atau sebelum perbuatan baik apapun dan juga senantiasa mengkawal hati agar menetapi niat yang benar dari proses awal hingga akhir suatu ibadah atau perbuatan baik dilakukan.  Bahkan agar tidak rawan gugur pahalanya maka amal atau perbuatan baik yang telah dilakukan  dihindari  untuk mengingat-ingatnya  lagi. Karena syaithan raja kelicikan suka menggelincirkan pikiran dan hati manusia sehingga  mungkin jika amal perbuatan baik diingat-ingat akan menimbulkan sikap bangga diri di dalam hati ataupun terucap, atau jika menyangkut sedekah/melapangkan kesempitan keuangan orang lain boleh jadi akan menimbulkan rasa penyesalan di dalam hati ataupun terucap atau mungkin akan mengungkit-ungkit sedekah yang telah diberikannya sehingga diketahui orang banyak dan menimbulkan sakit hati, malu bagi orang yang diberi sedekah  Jika itu terjadi tentu boleh jadi niat yang semula baik akan berubah menjadi dosa yang  dimurkai Allah swt.

Jika niat tidak benar yang mendasari amal ibadah atau perbuatan baik seseorang maka seseorang itu bukannya mendapat pahala malah sia-sia bahkan boleh jadi mendapat dosa karena telah memperalat ibadah atau kebaikan yang semestinya dilakukan niatnya karena atas perintah Allah dan hanya untuk Allah tetapi malah dilakukan untuk memperoleh penilaian manusia, untuk menarik simpati manusia untuk meraih kepentingan duniawi.]
                                                
Allah menilai Amal Zahir dan Batin manusia
Semua amal perbuatan manusia dan jin zahir dan batin menjadi perhatian dan penilaian dari Allah swt., termasuk Niat. Ada malaikat yang ditugaskan Allah mencatat perilaku zahir dan perilaku batin manusia. Hal itu dapat kita ketahui dari berbagai Firman Allah diantaranya adalah:
1)QS 55 Ar Rahman :31 yang artinya
“Kami akan membuat perhitungan bagi kalian wahai dua golongan manusia dan jin.”
:
2)QS 50 Qaf :16-17-18 yang artinya:
“Dan sungguh kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan /dibicarakan pada jiwanya/hatinya  dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
(Ingatlah) ketika  mencatat (dua malaikat pencatat amal) dari sebelah kanan dan dari sebelah kiri dalam keadaan duduk. Tidak manusia berkata dari satu perkataanpun kecuali disisinya (malaikat) pengawas selalu hadir mencatat.”

3)Al Quran Surah 3 Ali Imran: 5 yang artinya
Sesungguhnya Allah tidak ada yang tersembunyi bagiNya sesuatupun di bumi dan tidak  pula di langit.”

 4)Al Quran Surah 3 Ali Imran: 29 yang artinya
Katakanlah ,Jika kamu menyembunyikan  apa yang didalam dada/hatimu atau kamu nyatakan , Allah pasti mengetahuinya. Dan Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

5)Firman Allah dalam Al Quran surah Al Baqarah : 284 yang artinya:
Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menampakkan  apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya niscaya Allah menghitungnya (dan menjelaskannya) kepadamu (tentang perbuatan itu).”
Surah yang bernada sama diantaranya adalah:
~ Al Quran surah 35 Fatir:38 yang artinya:
Sesungguhnya  Allah Maha Mengetahui yang gaib(tersembunyi) di semesta langit dan bumi. Sesunggunya  Dia Maha mengetahui terhadap apa yang ada di dalam dada/hati.”
~ Al Quran Surah 11.Hud :5
“Dia(Allah) mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan, Sesungguhnya Dia  Maha Mengetahui  terhadap isi dada/ hati.”
Dan juga terdapat pada surah-surah lain.

6) Al Quran Surah 33 Al Ahzab : 2 yang artinya
Sesuungguhnya  Allah Dia terhadap apa yang kamu perbuat Maha Mengetahui dengan teliti
Surah lain yang bernada sama adalah Surah 4 An Nisa’ :128 yang artinya “Sesungguhnya Allah terhadap apa yang kamu kerjakan Maha Mengetahui.”

7)Al Quran S urah Al Baqarah :202
“...dan Allah sangat Cepat perhitunganNya”
[Seberapa banyak manusia dan jin seberapa banyak niat di dalam hati mereka tidak menjadi halangan atau kesulitan bagi Allah untuk menghitung perbuatan manusia. Semuanya terekam utuh melebihi kecanggihan kamera video atau CCTV buatan manapun dan perhitungan Allah melebihi kecanggihan calculator buatan manapun. Semua perbuatan di catat dalam catatan /rekaman data perbuatan zahir atau batin setiap manusia dan jin diliput dan diinput tanpa ada yang terluput diproses menghasilkan output informasi yang di akhirat kelak akan ditampilkan kepada setiap manusia dan jin tentang apa yang telah mereka perbuat selama hidup di dunia. Allah bukakan ilmu Komputer ke dalam pemikiran manusia hikmahnya bukan hanya bermanfaat memudahkan pekerjaan manusia  atau untuk memenuhi kebutuhan manusia tetapi juga untuk mengingat kuasa Allah.
Jika manusia saja mampu menyimpan data dalam hitungan  giga atau kelipatannya pada sebuah alat penyimpanan yang berukuran setengah  jari kelingking manusia, maka bagi Allah yang menciptakan seluruh alam ini perkara yang demikian itu amatlah mudah. Jika manusia mampu menyimpan data di dalam bakteri maka bagi Allah sang Pencipta Bakteri perkara yang demikian itu adalah mudah,]

Sungguh semua perhitungan amat mudah bagi Allah.  Manusia sering tercengang dengan kemampuan sistem komputer dalam menginput data dan memproses data dan menampilkan outputnya, Semuanya itu amat mudah bagi Allah Pencipta manusia yang menciptakan superkomputer canggih manapun.

8)Al Quran Surah  31 Luqman : 23 yang artinya 
...Kepada kami tempat kembali mereka, lalu kami akan jelaskan  kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap isi dada/hati (manusia).”
Surah dan ayat yang senada dengan surah diatas adalah
Firman Allah dalam Al Quran surah 39 Az Zumar : 7 yang artinya:
“Kepada Tuhanmulah tempat kembalimu lalu Dia memberitahukan  kepadamu tentang apa dulu  kamu lakukan. Sesungguhnya  Dia Maha Mengetahui terhadap isi dada/hati.”
  
[Allah menjelaskan  bahwa Allah senantiasa mengawasi manusia dan jin, dengan pengawasan malaikat pencatat amal yang diperintah Allah untuk menyertai manusia dan mencatat segala perbuatan manusia zahir dan batin. Kelak di akhirat Allah akan menampakkan semua catatan amal perbuatan yang pernah dilakukan manusia beserta hisab(perhitungan)nya.
Allah membukakan ilmu Akuntansi bagi manusia, di dalam akuntansi semua kegiatan yang bernilai uang akan dicatat dan pada akhirnya akan dihisab pada neraca rugi laba dan dari itu manusia tau jelas apakah usahanya  rugi atau beruntung, dan jika beruntung dapat diketahui besarnya keuntungan yang diperoleh.  Dengan hikmah ilmu akuntansi manusia  dapat memahami bagaimana Allah kelak di akhirat akan menunjukkan kepada manusia  neraca rugi laba amal perbuatan setiap manusia.
Allah memperhatikan ketaqwaan seseorang bukan keadaan tubuhnya, bukan anugrah apapun yang ada padanya tetapi yang dijadikan sebagai transaksi di hadapan Allah adalah setiap amal / perbuatan zahir ataupun batin manusia.]

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Allah suka menjelaskan suatu hal secara berulang-ulang di dalam AlQuran agar menjadi jelas apa yang Allah firmankan bagi orang-orang yang mengetahui  (QS 6 Al An’am :105)

[Dengan diulang-ulangnya penjelasan suatu hal di dalam AlQuran maka manusia dapat mengingatnya dengan baik dan memahami maksudnya sehingga manusia dapat menjalankan apa-apa yang diperintahkan Allah , mengikuti semua aturan-aturan Allah serta tidak melakukan apa-apa yang dilarang Allah swt.]amiin

Demikianlah informasi perkara Niat yang dapat penulis rangkum, semoga dapat menjadi pengingat khususnya bagi penulis, dan dapat menjadi manfaat bagi sahabat online. Amiin 
Alhamdulillah.

Referensi::
Al Quran dan Terjemahannya Departemen Agama RI
AlQuran Tafsir Per Kata Al Hidayah .Departemen Agama RI. Kalim 
Himpunan Hadits Teladan Shohih.Ustad fatihuddin Abul Yasin. Terang. Surabaya.
Kumpulan hadits Terpilih Shahih Bukhari.Ustad Maftuh  Ahnan Asy. Terang Surabaya.2012
Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid I.Salim Bahresy.Al Ma'arif. Bandung.1987
Berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan Info Terbanyak Dikunjungi Di sini: