Bismillahirrohmaanirrohiim
~NIAT~
Pengertian Niat
Niat merupakan satu dari sekian
perbuatan hati (amal batin) manusia sebagai titik tolak /dasar
pelaksanaan suatu amal atau perbuatan manusia.
Selain amal perbuatan sesuai dengan syari'ah Niat juga menentukan nilai dari amal manusia dihadapan Allah swt .
Selain amal perbuatan sesuai dengan syari'ah Niat juga menentukan nilai dari amal manusia dihadapan Allah swt .
Hadits Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mengenai kedudukan
Niat dalam amal perbuatan manusia.
Beberapa hadits sahih Rasulullah saw yang dapat penulis
tampilkan di sini diantaranya adalah:
1*Diriwayatkan bahwa Umar
bin al Khathab ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya
pekerjaan-pekerjaan itu tergantung pada niat-niatnya, dan sesungguhnya setiap
orang akan mendapatkan (ganjaran perbuatannya) sesuai dengan apa yang dia
niatkan.”
(HR Muttafaq 'alaih)
2*Dari Umar bin Al Khattab
r.a. bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya amal-amal itu (harus
disertai) dengan niat, dan sesungguhnya setiap amal
seseorang itu tergantung niatnya, maka barang siapa yang hijrahnya itu karena
(untuk) Allah dan rasulNya, maka pahala hijrahnya berpulang kepada/diterima Allah dan RasulNya dan barang siapa yang
hijrahnya itu untuk suatu (keperluan dan kepentingan harta) dunia yang hendak
dicapainya atau karena (untuk mendapatkan ) seorang perempuan yang hendak
dikhawininya, maka hijrahnya itu (kembali dan berpulang) pada apa yang
diniatinya itu.”(HR
Muslim)
3*Dari Abdurrahman, Abu Hurairah bin Sakhr, RA Rasulullah SAW
bersabda: “ Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuhmu dan tidak melihat wajahmu,
akan tetapi melihat hatimu.”(HR Muslim)
4*Dari Abu Hurairah ,RA
bahwa rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah
tidak melihat bentuk-bentuk dan harta kalian tetapi Dia melihat pada hati dan
perbuatan kalian.”
Berdasarkan beberapa hadits Rasullah saw di atas dapatlah
dipahami bahwa kedudukan niat adalah sangat penting.Setiap amal /perbuatan dinilai dari niat
pelakunya. Jika niatnya berbuat untuk menuruti perintah /suruhan Allah dan rasulNya maka niatnya itu akan
mendapat pahala/balasan dari Allah dan RasulNya. Jika seseorang berbuat/beramal
niatnya untuk mendapatkan keuntungan/kepentingan yang bersifat duniawi misalnya amal atau
perbuatan yang dilakukannnya dimaksudkan supaya mendapatkan gelar kehormatan,
meraih popularitas , meraih dukungan, meraih simpatik maka ia akan mendapat balasan /pahala cukup hanya dari apa yang dimaksudkannya itu jika ia
mendapatkan maksudnya atau meskipun ia tidak mendapatkan maksud sesuai niatnya maka tidak ada pahala dari Allah untuk
perbuatannya itu.
Dengan demikian begitu pentingnya
orang-orang muslim dan mukmin untuk memiliki niat yang benar
yang mendasari setiap amal atau perbuatannya selama hidup disamping
mereka wajib tau serta mengerti pelaksanaan amalan sesuai syariat yang diajarkan
Rasulullah saw.
Ulama meletakkan niat sebagai rukun yang pertama dalam
semua ibadat. Bahkan niat membedakan ibadat dengan adat. Sesuatu
perbuatan adat tetapi diniatkan dan pelaksanaanya sesuai/mengikuti
tuntunan Allah dan Rasulullah saw maka dapat menjadi ibadah yang berpahala.
Para Ulama memerinci Niat menjadi 5 bagian:
1.hakikat Niat = ialah sengaja (sengaja mengerjakan
sesuatu berbareng dengan perbuatan)
2.hukum Niat = wajib atau sunnah.
3.tempat niat = di dalam hati
4.masa niat = pada permulaan melakukan ibadah atau perbuatan
5.Syarat niat = untuk tujuan amal kebaikan.
Bagian Point 4 sering dalam prakteknya ditemukan bahwa,
niat yang telah dibuat pada permulaan melakukan ibadah atau perbuatan dapat
berubah/diubah karena sesuatu hal yang berkaitan dengan kondisi diri dan
sekitar atau karena sesuatu pemikiran sehingga memutuskan untuk melakukan
hal yang merubah niat.
Misalnya:
1)Jika seseorang mengerjakan sholat sambil mengerjakan
pekerjaan lain seperti memasak atau menjalankan mesin yang dilakukannya dimulai
sebelum melakukan shalat, ketika seseorang shalat karena mencium aroma
angus ia tersadar dan terpikir takut terjadi sesuatu yang berbahaya maka ia
berniat membatalkan sholatnya dan mengurusi pekerjaan yang menyita sholatnya
tersebut.
2)Jika seseorang berniat karena untuk mengerjakan anjuran
Allah agar berderma kepada orang -orang yang miskin kemudian ia melakukan
niatnya misalnya kegiatan derma sosial di masyarakat dan menghadiri atau tidak
menghadiri kegiatannya itu lalu orang ramai memujinya secara langsung atau
orang mengeksposnya melalui media sehingga menyebabkan rasa senang di
hatinya atas pujian orang-orang dan ia semakin bersemangat menambah kegiatannya
lebih dari yang dianggarkan. Deengan sebab itu maka niat seseorang itu sudah berubah dari permulaan ketika dalam
proses perbuatan amalnya, dan ia akan mendapatkan hasil sesuai apa yang
diniatkannya itu berubah yaitu Allah tidak lagi memberinya pahala tetapi
balasannya dicukupkan saja dengan pujian orang banyak kepadanya. Dan dengan
keadaan itu jika tidak mengintrospeksi diri mungkin saja seseorang itu tidak menyadari
kekeliruannya bahkan Allah menimpakannya azab sebab dosanya memperalat ibadah
bersedekah dengan kepuasan dirinya dipuji orang lain.
Keistimewaan Niat yang baik
Niat yang baik meskipun tidak jadi dilaksanakan diberi
Allah pahala sebagai 1 kebaikan yang sempurna di sisiNya.
1)Niat baik mengerjakan amal yang bukan wajib
dikerjakan.
Hadits Rasulullah saw:
Dari Abi Abbas , Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib
ra, dari Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Tuhannya, Allah tabarokta
Wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah menetapkan beberapa kebaikan dan
keburukan, kemudian ia menetapkan yang demikian itu. Barangsiapa yang
berniat hendak melakukan kebaikan tetapi ia tidak jadi melakukan, Allah
tetap mencatat di sisiNya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika ia
berniat hendak melakukan satu kebaikan dan ia melakukannnya, maka Allah
mencatat di sisinya sebagai 10 kebaikan malah samapai 700 kali lipat bahkan
berlipat-lipat. Dan jika ia berniat hendak melakukan kejahatan dan tidak jadi
melakukannya, maka Allah tetap mencatat di sisinya satu kebaikan yang sempurna.
Dan jika ia berniat hendak melakukan kejahatan lalu ia mengerjakannya,
maka Allah hanya mencatat satu kejahatan. (HR Bukhari - Muslim)
Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa 1 niat kebaikan
adalah dihitung sebagai 1 kebaikan yang sempurna di sisi Allah swt. Hanya niat
baik saja sudah dihitung sebagai 1 kebaikan.
Sedangkan berniat jahat tidak dinilai hitung sebagai
kejahatan bahkan jika niat jahat itu tidak jadi dilaksanakan maka Allah akan
mencatatkan bagi seseorang itu sebagai 1 kebaikan yang sempurna disisiNya.
Dan jika niat jahat dilakukan maka dicatat di sisis Allah
hanya sebagai 1 kejahatan saja.
Maha pemurahnya Allah kepada manusia, manusia atau
mahluk manapun tiada sanggup menyamaiNya.
Contoh 2. Orang yang ingin matinya sebagai mati
syahid dan ada berdoa kepada Allah ingin mati syahid padahal kematiannya
ditakdirkan Allah tidak dalam keadaan mati syahid maka akan dihitung
kematiannya sebagai mati syahid di sisi Allah.
Hadits Rasulullah saw:
“Barang siapa yang memohon kepada Allah Ta’ala guna
memperoleh mati syahid yang sebenar-benarnya, maka Allah akan mengantarkan
kepada orang itu derajat yang sesuai dengan orang-orang yang telah mati syahid,
walaupun ia mati di atas tempat tidur.”(HR Muslim)
Kesimpulannya adalah baik jika seorang muslim dan mukmin
banyak-banyak berniat ibadah atau kebaikan dan berusaha untuk
melaksanakannya, jika tidak juga dapat terlaksana disebabkan kondisi,udzur maka
Allah mencatatkan untuk kita pahala 1 kebaikan yang sempurna selayak
orang yang telah melakukan niat baik itu.
2)Niat baik mengerjakan amal yang wajib tapi
tidak dapat mampu mengerjakannya karena suatu udzur(halangan yang diterima
syara’)
Dalam contoh ini adalah :
~ amal wajib berperang jihad fisabilillah menegakkan
kalimah tauhid melawan orang kafir.
Hadits Rasulullah saw:
Dari Abu Abillah, Jabbir bin Abdullah Al Anshari ra. Kami
pernah bersama Rasulullah dalam suatu peperangan lalu ia bersabda:
“Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang ,tiap kamu melalui jalan , atau
menyeberangi lembah , melainkan selalu mereka menyertai kamu (menyekutui kamu)
pahalanya. Mereka tertahan oleh penyakit.”(HR Bukhori)
[Artinya karena niat yang sungguh-sungguh ingin ikut
berjihad tetapi terhalang oleh keadaan yang memaksa tidak bisa ikut berjihad
misalnya karena sakit, maka Allah berkenan dengan karuniaNya memberikan pahala
kepada mereka seperti pahala orang yang ikut berjihad.]
~ amal wajib yang ditinggalkan wanita muslim disebabkan
sedang dalam masa haid atau dalam masa nifas. Amalan wajib dan sunah
apapun yang biasa lazim dikerjakan seorang muslimah tetapi terhalang
dikerjakan oleh kedua hal diatas maka selama ia dalam keadaan haid atau nifas
disisi Allah tetap dicatatkan baginya sebagai orang yang mendapat pahala amalan
wajib dan sunnah selayaknya amal-amal wajib dan sunnah itu lazim ia
kerjakan sebelum dalam keadaan haid atau nifas. Hal itu merupakan salah satu hikmah dari Bahwa
Allah menyukai amal yang dilazimkan/dibiasakan mengerjakannya.
Niat merupakan dasar penetapan status
amal/perbuatan /seseorang
Misalnya dalam hal ikut berperang menegakkan kalimah
Allah, seseorang mendapat pahala jihad fisabilillah atau tidak adalah
berdasarkan niatnya dan tentunya juga niat seseorang itu menentukan jika
seseorang itu gugur apakah gugur sia-sia atau sebagai mati syahid. Dan
hanya Allah , Rasulullah , malaikatNya yang tau pasti apakah sebenarnya yang
menjadi niat seseorang itu. Manusia hanya melihat dan mendengar amal manusia
lain secara zahirnya saja.
Hadits Rasulullah saw:
Dari Abu Musa, Abdullah bin Qoes Al Asyary ra, ia berkata
Rasulullah pernah ditanya perihal seorang laki-laki yang berperang karena
keberaniannya, dan tentang orang yang berperang karena fanatisme(terhadap golongannnya)
juga orang berperang karena Riya’ manakah diantara mereka yang disebut
berperang di atas jalan Allah! Maka Rasulullah saw menjawab:”Barangsiapa yang
berperang menegakkan kalimatullah agar lebih tinggi, maka dialah yang
disebut perang di atas jalan Allah.”(HR Bukhori).
[Kesimpulan dari hadits di atas bahwa seorang muslim dan
mukmin jika akan ikut berperang menegakkan kalimat Allah maka ia harus berniat
ikut berperang untuk menegakkan kalimat Allah agar lebih tinggi, bukan karena
selainNya seperti bukan karena berani mati , bukan karena uji keberanian, bukan
karena fanatisme(terhadap golongannya), bukan karena berharap imbalan upah gaji
yang banyak, juga bukan berperang karena Riya’.
Hadits Rasulullah saw:
Dari Abu Bakrah Nufa'i bin al Harits ats- Tsaqofi
ra, bahwa nabi saw bersabda:
"Apabila ada 2 orang Islam berhadapan dengan 2
pedangnya ( bertarung) maka yang membunuh dan yang terbunuh sama -sama masuk
neraka. " Aku bertanya : Ya Rasul!Yang membunuh (memang sudah pantas dan
berhak masuk neraka) tetapi mengapakah yang terbunuh (juga masuk neraka)?
Beliau saw menjawab: Karena dia (yang terbunuh pun) itu juga sangat
berkeinginan (bercita-cita, berniat) untuk membunuh kawannya." ( HR
Bukhori)
[Agar amal atau
perbuatan baik yang dilakukan tidak sia-sia maka senantiasa untuk
menyadari dan memasang niat yang benar sebelum ibadah atau sebelum
perbuatan baik apapun dan juga senantiasa mengkawal hati agar menetapi niat
yang benar dari proses awal hingga akhir suatu ibadah atau perbuatan baik dilakukan.
Bahkan agar tidak rawan gugur pahalanya maka amal atau perbuatan baik yang
telah dilakukan dihindari untuk mengingat-ingatnya lagi.
Karena syaithan raja kelicikan suka menggelincirkan pikiran dan hati manusia
sehingga mungkin jika amal perbuatan baik diingat-ingat akan menimbulkan
sikap bangga diri di dalam hati ataupun terucap, atau jika menyangkut
sedekah/melapangkan kesempitan keuangan orang lain boleh jadi akan menimbulkan
rasa penyesalan di dalam hati ataupun terucap atau mungkin akan mengungkit-ungkit
sedekah yang telah diberikannya sehingga diketahui orang banyak dan menimbulkan
sakit hati, malu bagi orang yang diberi sedekah Jika itu terjadi tentu
boleh jadi niat yang semula baik akan berubah menjadi dosa yang dimurkai
Allah swt.
Jika niat tidak benar yang mendasari amal ibadah atau
perbuatan baik seseorang maka seseorang itu bukannya mendapat pahala malah sia-sia bahkan boleh jadi mendapat dosa karena telah memperalat
ibadah atau
kebaikan yang semestinya
dilakukan niatnya karena atas perintah Allah dan hanya untuk Allah tetapi malah
dilakukan untuk memperoleh penilaian manusia, untuk menarik simpati
manusia untuk meraih kepentingan duniawi.]
Allah menilai Amal Zahir dan Batin manusia
Semua amal perbuatan
manusia dan jin zahir dan batin menjadi perhatian dan penilaian dari Allah
swt., termasuk Niat. Ada malaikat yang ditugaskan Allah mencatat perilaku zahir
dan perilaku batin manusia. Hal itu dapat kita ketahui dari berbagai
Firman Allah diantaranya adalah:
1)QS 55 Ar Rahman :31 yang artinya
“Kami akan membuat perhitungan bagi
kalian wahai dua golongan manusia dan jin.”
:
2)QS 50 Qaf :16-17-18 yang artinya:
“Dan sungguh kami telah menciptakan manusia dan Kami
mengetahui apa yang dibisikkan /dibicarakan pada jiwanya/hatinya dan kami
lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
(Ingatlah) ketika mencatat (dua malaikat pencatat
amal) dari sebelah kanan dan dari sebelah kiri dalam keadaan duduk. Tidak
manusia berkata dari satu perkataanpun kecuali disisinya (malaikat) pengawas
selalu hadir mencatat.”
3)Al Quran Surah 3 Ali Imran: 5 yang artinya
“Sesungguhnya Allah tidak
ada yang tersembunyi bagiNya sesuatupun di bumi dan tidak pula di langit.”
4)Al Quran Surah 3 Ali Imran: 29 yang artinya
Katakanlah ,Jika kamu menyembunyikan apa yang didalam dada/hatimu atau kamu nyatakan , Allah pasti
mengetahuinya. Dan Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
5)Firman Allah dalam Al Quran surah 2 Al Baqarah : 284 yang artinya:
“Milik Allahlah apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikannya niscaya Allah menghitungnya (dan
menjelaskannya) kepadamu (tentang perbuatan itu).”
Surah yang bernada sama diantaranya adalah:
~ Al Quran surah 35 Fatir:38 yang artinya:
“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang gaib(tersembunyi) di semesta langit dan bumi. Sesunggunya Dia Maha mengetahui terhadap apa yang ada di
dalam dada/hati.”’
~ Al Quran Surah 11.Hud :5
“Dia(Allah) mengetahui apa yang mereka
sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan, Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui terhadap isi dada/ hati.”
Dan juga terdapat pada surah-surah lain.
6) Al Quran Surah 33 Al Ahzab : 2 yang
artinya
“Sesuungguhnya Allah Dia terhadap apa yang kamu
perbuat Maha Mengetahui dengan teliti
Surah lain yang bernada sama adalah Surah 4 An Nisa’ :128 yang artinya “Sesungguhnya Allah terhadap apa yang kamu
kerjakan Maha Mengetahui.”
7)Al Quran S urah 2 Al Baqarah :202
“...dan Allah sangat Cepat perhitunganNya”
[Seberapa banyak manusia dan jin seberapa banyak niat di
dalam hati mereka tidak menjadi halangan atau kesulitan bagi Allah untuk
menghitung perbuatan manusia. Semuanya terekam utuh melebihi kecanggihan kamera
video atau CCTV buatan manapun dan perhitungan Allah melebihi kecanggihan
calculator buatan manapun. Semua perbuatan di catat dalam catatan /rekaman data
perbuatan zahir atau batin setiap manusia dan jin diliput dan diinput tanpa ada
yang terluput diproses menghasilkan output informasi yang di akhirat kelak akan
ditampilkan kepada setiap manusia dan jin tentang apa yang telah mereka perbuat
selama hidup di dunia. Allah bukakan ilmu Komputer ke dalam pemikiran manusia
hikmahnya bukan hanya bermanfaat memudahkan pekerjaan manusia atau untuk
memenuhi kebutuhan manusia tetapi juga untuk mengingat kuasa Allah.
Jika manusia saja mampu menyimpan data dalam hitungan
giga atau kelipatannya pada sebuah alat penyimpanan yang berukuran
setengah jari kelingking manusia,
maka bagi Allah yang menciptakan seluruh alam ini perkara yang demikian itu
amatlah mudah. Jika manusia mampu menyimpan data di dalam bakteri maka bagi
Allah sang Pencipta Bakteri perkara yang demikian itu adalah mudah,]
Sungguh semua perhitungan amat mudah bagi Allah.
Manusia sering tercengang dengan kemampuan sistem komputer dalam menginput data
dan memproses data dan menampilkan outputnya, Semuanya itu amat mudah bagi
Allah Pencipta manusia yang menciptakan superkomputer canggih manapun.
8)Al Quran Surah 31 Luqman : 23 yang
artinya
“...Kepada kami tempat
kembali mereka, lalu kami akan jelaskan kepada mereka apa yang telah
mereka perbuat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap isi dada/hati
(manusia).”
Surah dan ayat yang senada dengan surah diatas adalah
Firman Allah dalam Al
Quran surah 39 Az Zumar : 7 yang artinya:
“Kepada Tuhanmulah tempat kembalimu lalu Dia memberitahukan kepadamu tentang apa
dulu kamu lakukan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui terhadap isi dada/hati.”
[Allah menjelaskan bahwa Allah senantiasa mengawasi
manusia dan jin, dengan pengawasan malaikat pencatat amal yang diperintah Allah
untuk menyertai manusia dan mencatat segala perbuatan manusia zahir dan batin.
Kelak di akhirat Allah akan menampakkan semua catatan amal perbuatan yang
pernah dilakukan manusia beserta hisab(perhitungan)nya.
Allah membukakan ilmu Akuntansi bagi manusia, di dalam
akuntansi semua kegiatan yang bernilai uang akan dicatat dan pada akhirnya akan
dihisab pada neraca rugi laba dan dari itu manusia tau jelas apakah usahanya
rugi atau beruntung, dan jika beruntung dapat diketahui besarnya
keuntungan yang diperoleh. Dengan hikmah ilmu akuntansi manusia
dapat memahami bagaimana Allah kelak di akhirat akan menunjukkan kepada
manusia neraca rugi laba amal perbuatan setiap manusia.
Allah memperhatikan ketaqwaan seseorang bukan keadaan
tubuhnya, bukan anugrah apapun yang ada padanya tetapi yang dijadikan sebagai
transaksi di hadapan Allah adalah setiap amal / perbuatan zahir ataupun batin manusia.]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Allah suka menjelaskan suatu hal secara berulang-ulang di
dalam AlQuran agar menjadi jelas apa yang Allah firmankan bagi orang-orang yang
mengetahui (QS 6 Al An’am :105)
[Dengan diulang-ulangnya penjelasan suatu hal di dalam
AlQuran maka manusia dapat mengingatnya dengan baik dan memahami maksudnya
sehingga manusia dapat menjalankan apa-apa yang diperintahkan Allah , mengikuti
semua aturan-aturan Allah serta tidak melakukan apa-apa yang dilarang Allah
swt.]amiin
Demikianlah informasi perkara Niat yang dapat penulis
rangkum, semoga dapat menjadi pengingat khususnya bagi penulis, dan dapat
menjadi manfaat bagi sahabat online. Amiin
Alhamdulillah.
Referensi::
Al Quran dan
Terjemahannya Departemen Agama RI
AlQuran Tafsir Per Kata
Al Hidayah .Departemen Agama RI. Kalim
Himpunan Hadits Teladan
Shohih.Ustad fatihuddin Abul Yasin. Terang. Surabaya.
Kumpulan hadits Terpilih
Shahih Bukhari.Ustad Maftuh Ahnan Asy. Terang Surabaya.2012
Terjemah Riyadhus
Shalihin Jilid I.Salim Bahresy.Al Ma'arif.
Bandung.1987
Berbagai sumber
Berbagai sumber